Melawan Apatisme Politik melalui Generasi Muda
Indonesia merupakan negara yang secara geografis dapat dikatakan negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga ke merauke. Banyaknya pulau-pulau dari sabang sampai merauke menyebabkan negara Indonesia terdiri dari berbagai macam kebudayaan yang dilatarbelakangi oleh perbedaan suku, ras, adat-istiadat, dan agama, maka wajar jika indonesia dikenal sebagai negara multikultural dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu juga. Wilayah yang saling terpisah satu sama lain, membuat perlunya otonomi daerah agar tiap wilayah dapat mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Namun wilayah yang terpisah-pisah tersebut tidak menghindarkan Indonesia terhadap konflik internal bangsa yang biasanya dilatarbelakangi oleh kecemburuan sosial antar daerah misalnya berkaitan dengan kesejahteraan atau pembangunan antar daerah, hubungan antara pusat dan daerah, serta yang disebabkan karena adanya kepentingan politik. Apabila tidak dilakukan pengawasan oleh pemerintah maka akan terjadi gerakan-gerakan separatisme (pemisahan wilayah dari NKRI) maupun masuknya pengaruh ideologi radikal ke berbagai wilayah karena terkendalanya komunikasi antara daerah ke daerah lainnya maupun antar daerah ke pemerintah pusat. Untuk mencegah hal itu terjadi perlu adanya pengawasan dari pemerintah pusat sendiri dan gerakan partisipasi dari masyarakat sendiri agar komunikasi tetap terjalin sehingga tidak merusak stabilitas nasional, misalnya dengan ikut berperan aktif dalam kegiatan politik.
Semua masyarakat Indonesia dapat ikut serta melakukan kegiatan politik, bahkan semua kalangan dapat menjadi aktor politik. Aktor politik adalah semua orang yang turut serta atau berpartisipasi mengikuti kegiatan politik tertentu. Mahasiswa yang ikut demonstrasi adalah aktor politik, petani yang mengikuti pemilu adalah aktor politik, aktivis partai yang menjadi calon gubernur suatu wilayah merupakan aktor politik. Dengan ikut serta dalam kegiatan politik maka masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah tentang berbagai masalah yang sedang terjadi dengan begitu pemerintah dapat mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi dan segera dibuatkan suatu kebijkan publik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan tersebut akan menciptakan hubungan yang harmonis antar pemerintah dan masyarakat, sehingga tidak ada kecemburuan sosial karena kesenjangan kesejahteraan antar daerah yang dapat menyebabkan gerakan radikal atau separtisme.
Akhir-akhir ini masyarakat indonesia justru menunjukkan sikap apatisnya terhadap politik, masyarakat Indonesia cenderung lebih individualis yang hanya memenintingkan urusan pribadinya, “yang penting aku senang dan hidup damai” begitu istilahnya. Untuk mengikuti kegiatan politik seperti pemilu hanya dijadikan formalitas saja tanpa mengkaji atau mencar tahu dengan jelas latar belakang calon pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Dalam pemilu masyarakat hanya asal pilih saja. Akibatnya calon pemimpin yang masyarakat pilih dan terpilih menjadi pemimpin mereka justru tidak dapat memegang amanah dan bertanggungjawab kepada rakyat apa yang seharusnya menjadi tugasnya, misalnya seperti anggota DPR dan gubernur/bupati yang korupsi. Oleh karena itu sikap apatis terhadap politik harus dilawan dan segera diatasi bahkan dihapuskan dalam mindset tiap masyarakat indonesia dengan turut serta dalam setiap kegiatan politik. Khususnya generasi muda mengingat sebagian besar penduduk Indonesia adalah penduduk usia produktif atau generas muda.
Generasi muda, menjadi sosok yang diandalkan dapat meneruskan masa depan bangsa ini. Maka dari generasi muda diharapkan tidak bersikap apatis terhadap politik. Generasi muda Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang diidentikkan sebagai tonggak harapan bangsa untuk menciptakan perubahan-perubahan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. hal ini dikarenakan pemuda memiliki idealisme dan antusiasme yang tinggi dalam jiwanya, pada usianya pemuda sedang mencari jati diri sehingga ia semangat untuk melakukan kegiatan ke arah perubahan tentunya yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik.Mahasiswa merupakan contoh generasi muda yang intelektual yang dapat dikatakan juga sebagai agen of change. Mahasiswa harus kritis terhadap setiap kebijakan pemrintah, serta dapat menampung aspirasi masyarakat yang kemudian dapat disampaikan kepada wakil-wakil rakyat maupun pemimpin negeri ini. Sebagai generasi muda mahasiswa dapat menjadi pengawas jalannya proses politik di negeri ini, sehingga penyelewengan tanggungjawab di pemerintahan dapat dikurangi. Selain itu mahasiswa juga dapat mengajak turut serta masyarakat untuk aktif dalam kegiatan politik melalui sosialisasi-sosialisasi tertentu. Dengan begitu stabilitas nasional dapa terwujud masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya, persatuan dan kesatuan NKRI tetap terjaga. Itulah mengapa sikap apatisme terhadap politik perlu dilawan.
Good
BalasHapus👍👍
Hapus👍👍
BalasHapus